Cari Blog Ini

Jumat, 01 Juli 2011

SEKTOR PERTANIAN & INDUSTRI

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN

Sektor Pertanian Dalam Perekonomian
Sektor yang menjadi andalan/tulung punggung perekonomian nasional, karena :
1.    Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan dgn mata pencaharian pokok di sektor Pertanian ( Tanaman pangan, perikananan peternakan, perkebunan, dan kehutanan)
2.    Sebagian besar Pendapatan nasional berasal dari sektor Pertanian.
Oleh karena itu sektor pertanian, perlu dikembang dan mendapat perhatian pemerintah.
Tantangan Pembangunan Sektor Pertanian
1.    Perubahan tata guna lahan ;
Ø  menjadi lahan pemukiman/Real Estate
Ø  menjadi lokasi industri
Ø  menjadi Pusat perdagangan, dsb
2.    Sebagian besar petani, hanya memiliki lahan yang sempit ( < 0,5 ha ), bahkan hanya : buruh tani dan petani penggarap.
3.    Pola tani bersifat monokultur, diversifikasi usaha tani belum dilaksanakan secara optimal.
Kendala dalam Pembangunan Sektor Pertanian
Ø  Tingkat pendidikan & keterampilan petani masih rendah, sehingga blm mampu menerapkan teknologi secara optimal
Ø  Terbatasnya sarana produksi ( Bibit unggul, pupuk, obat-obatan, dsb )
Ø  Belum memadainya sarana irigasi, hanya mengandalkan curah hujan
Ø  Terbatasnya modal usaha tani
Ø  Teknologi pasca panen kurang diperhatikan
Tujuan Pembangunan Pertanian
Ø  Meningkatkan produksi hasil-hasil pertanian, agar dapat memenuhi kebutuhan pangan dgn harga yangg terjangkau.
Ø  Meningkatkan pendidikan & kesejahteraan petani
Ø  Meningkatkan hasil-hasil ; perkebunan, peternakan, perikanan, untuk menunjang ekspor non migas
Ø  Menyediakan supply bahan baku untuk industri di dalam negeri
Ø  Menghemat devisa dari impor bahan pangan dan bahan baku
Ø  Memperluas kesempatan kerja dan penyebaran penduduk
Kebijakan Pembangunan Sektor Pertanian
Ø  Intensifikasi Pertanian ( meningkatkan hasil-hasil produksi pertanian pada areal yang tersedia ) atau meningkatkan produktivitas lahan, melalui ;
*      Pengelolaan lahan yang baik
*      Bibit unggul
*      Pemakaian pupuk yang tepat
*      Pengarairan/irigasi yang teratur
*      Pemberantasan hama tanaman
Ø  Ekstensifikasi pertanian (memperluas areal tanam)
Ø  Diversifikasi/penganekaragaman usaha tani
Ø  Rehabilitasi pertanian (memperbaiki kondisi lahan yang kritis akibat, penggundulan hutan, erosi, dan pencemaran lingkungan)
Arah Pembangunan Pertanian
Ø  Untuk meningkatkan jumlah & kualitas, serta ke -
Ø  aneka ragaman hasil pertanian
Ø  Untuk memenuhi kebutuhan pangan & gizi, serta ke
Ø  butuhan bahan baku industri dalam negeri
Ø  Adanya keterkaitan antara industri pertanian dengan industri lainnya, sehingga mampu memanfaatkan peluang pasar dalam dan luar negeri
Ø  Memperluas kesempatan berusaha & lapangan kerja
Ø  Memperbaiki taraf hidup petani
Sasaran Pembangunan Sektor Pertanian
Ø  Meningkatkan pendapatan & taraf hidup petani
Ø  Meningkatkan diversifikasi usaha & hasil pertanian
Ø  Meningkatkan produktivitas TK dan kesempatan kerja di sektor pertanian
Ø  Terwujudnya penyediaan pangan yg beraneka ragam & hasil pertanian dengan mutu dan derajat pengolahan hasil yang lebih baik
Ø  Terpeliharanya kemantapan swasembada pangan
Ø  Meningkatkan kemampuan petani dalam penerapan & penguasaan teknologi pertanian
Ø  Meningkatkan produktivitas usaha tani, daya saing, dan pangsa pasar hasil pertanian di dalam dan luar negeri.
Kebijakan Pembangunan Sektor Pertanian
1.   Masa Penjajahan Belanda
Titik beratnya kebijakan : Agar harga beras, murah.
Ø  melakukan impor beras
Ø  membebaskan pajak impor beras
Ø  melarang ekspor beras ke luar negeri
Ø  menggalakkan perdagangan beras antar daerah
Ø  membentuk Badan pengendali harga beras ( 1939)
Ø  Badan tsb : STICHTING HET VOEDINGSMIDLEN FONDS ( VMF ) = Seperti BULOG sekarang.
a.   Kebijakan Masa Orde Lama :
Ø  Titik berat kebijakan : Harga beras : Murah
Ø  Untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah.
Ø  Kendalanya adalah  :
1.    Jumlah penduduk terus bertambah
2.    Terbatasnya devisa untuk melakukan impor beras

Ø  Usaha yang dilakukan :
-      Tahun 1952 : muncul Program kesejahteraan KASIMO, yang bertujuan : mencapai swasembada beras. Pada tahun 1956; dengan pendekatan  (Memberikan penyuluhan kepada petani agar produksi meningkat).
-      Pada tahun 1959, muncul Program PADI SENTRA, yang bertujuan agar pada tahun 1963 tercapai swasembada beras di Indonesia.
Kedua program tsb di atas GAGAL/TIDAK BERHASIL, karena kurang didukung: kesiapan pemerintah dan lembaga Keuangan.
Karena kegagalan tsb, ada 2 hal yang harus diperhatikan :
1.    Pentingnya penetapan harga padi yang wajar, agar petani tetap bersemangat dalam melakukan usaha pertanian.
2.    Pentingnya penyediaan kredit bagi petani, untuk pembelian berbagai sarana produksi.
b.   Kebijakan Masa Orde Baru :
Ø  Pada masa Orde Baru : Sasaran Kebijakan adalah : mencapai SWASEMBADA PANGAN
Ø  Langkah-langkah yang dilakukan :
1.    Dibentuknya BULOG sebagai badan pengendali harga.
2.    Adanya lembaga Keuangan untuk memberikan kredit usaha tani.
3.    Memberikan subsidi terhadap sarana produksi.
4.    Memberikan harga yang wajar untuk meningkatkan kesejahteraan petani

PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI
Sejarah & Kebijakan Industri di Indonesia

1.   Sebelum Kemerdekaan
-      Pada masa kolonial ( 1920-an), sektor industri modern hampir seluruhnya dimiliki oleh bangsa asing ( USA, Belanda,Inggris), serta Warga negara keturunan Cina.
-      Umumnya adalah industri : Tekstil, penggilingan padi, dan Home industri yang belum terkoordinir dengan baik.
-      Industri besar hanya 2 buah, yaitu : Industri Rokok Milik British American Tobacco, dan Industri Otomotif milik General Motor Car Assembly ( milik USA)
Kebijakan sektor industri
n  Resisi ekonomi tahun 1930-an mempunyai dampak thd perekonomian Indonesia saat itu. Terutama nlai turunnya ekspor dari 1.448.000.000 Gulden (1929) menjadi 505.000.000 Guldel (1935).
n  Terjadi pengangguran yang cukup besar, sehingga mengubah sistem dan pola kebijakan ekonomi ( industri ) dari ;
1.    Titik berat pada sektor perkebunan ( Agro-industri ), menjadi ;
2.    Sektor industri, dengan memberikan fasilitas kemudahan pemberian izin dan fasilitas lainnya bagi pendirian industri-industri baru.
n  Dalam Sensus Industri tahun 1939, sektor industri mampu menyerap 173.000 Tenaga Kerja.
n  Menurut Callis (1937), total investasi di Indonesia mencapai US $ 2.264 juta, dengan komposisi sbb :
-      68 % dimiliki oleh pengusaha Belanda
-      14 % dimiliki oleh pengusaha Inggris
-      11 % dimiliki oleh pengusaha keturunan Cina
-      7 % dimiliki oleh pengusaha USA
Pada masa kolonial sampai dengan PD- II, kondisi industri di Indonesia cukup baik. Namun ketika pendudukan Jepang, kondisinya memburuk. Hal ini disebabkan :
1.    Adanya larangan impor bahan mentah
2.    Sistem kerja paksa
3.    Diangkutnya barang-barang kapital ke Jepang

2.   Setelah Kemerdekaan (1945-an)
n  Pemerintah mulai memberikan prioritas pada sektor industri nasional dan menawarkan kemudahan- kemudahan kepada investor asing. Namun karena stabilitas dalam negeri belum kondusif, maka investor asing belum tertarik menanam modal di Indonesia
n  Pada era tahun 1957-1960-an, idustri di Indonesia mengalami kemunduran. Perekonomian terpuruk, ditandai dengan ;
-      Inflasi yang sangat tinggi
-      Rendahnya pertumbuhan ekonomi
-      Tingginya angka pengangguran. dsb.
Dengan dilatar belakangi kondisi-kondisi tsb, pemerintah Orde baru, berusaha mengubah Pola Kebijakan ekonomi, dengan usaha-usaha yang lebih konstruktif, guna meningkatkan peran industri di Indonesia.
Industrialisasi di Negara Berkembang
Tujuan umum industrialisasi adalah :
1.    Pertumbuhan ekonomi nasional
2.    Perbaikan standar hidup
Meskipun demikian, dalam praktek hasil-hasil industrialisasi sering mendapat kritik. Kritik tersebut berkenaan dengan efisiensi dan pemerataan. Banyak hasil industri hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat. Oleh sebab itu sejak tahun 1980-an, strategi industrialisasi dikaitkan dengan masalah ;
-      Pemerataan
-      Pertumbuhan
-      Kesejahteraan dan kemerdekaan nasional.
Pada tahap awal, biasanya strategi pengembangan industri di negara-negara berkembang adalah ; industri substitusi import (Import Substitution), yang bersifat padat TK, baru kemudian berpindah ke strategi industri promosi ekspor (Export Promotion).
Cara-cara Industrialisasi
1.   Inward Looking Oriented
Inward Looking Oriented adalah suatu strategi dimana negara yang didalam membangun sektor industri lebih mengandalkan pada resouces/sumberdaya yang  terdapat di dalam negeri sendiri.
Syaratnya :
1.    tersedianya resources di dalam negeri
2.    Potensi Pasar yang cukup
    Negara-negara yang melakukan strategi ini antara lain  ; RRC, Indonesia, Rusia, dll.
2.   Outward Looking Oriented
Outward Looking Oriented adalah suatu strategi dimana negara yang didalam membangun sektor industri, memfokuskan pada resources yang berasal dari luar negeri
Kebijakan ini dilakukan karena langkanya resources di dalam negeri.
Syarat : Tersedia SDM yang baik (Skilled), contoh : Jepang, Korea, Taiwan, Singapura.
3.   Import Substitution Oriented
Import Substitution Oriented adalah suatu strategi dimana negara didalam membangun industrinya lebih memfokuskan untuk membangun industri-Industri yang memproduksi barang-barang yang masih di import oleh negara ybs. Misalnya : RI
n  Alasannya : - bahan baku tersedia
                       - pasar yang luas
n  Disisi lain : Kekurangan : Modal & Skill rendah
n  Kelemahan industri Substitusi Import di Indonesia
1.    Cenderung memproduksi barang-barang mewah
2.    Bersifat padat modal
3.    Bahan mentah umumnya di impor, sehingga ketergantungan terhadap impor sangat tinggi
4.    Berlokasi di kota-kota besar
5.    Lebih banyak mempergunakan modal asing (PMA)
Kebaikan & keburukan Modal Asing
n  Kebaikan Modal Asing :
1.    dapat membawa employment effect, berupa peningkatan skill TK Indonesia.
  1. Transfer of technology
  2. Kenaikan pendapatan masyarakat
n  Keburukan Modal Asing :
1.    Seringkali kebijakan pemilik modal (investor), tidak sesuai dengan Perencanaan Pembangunan di Indonesia.
2.    Profit/keuntungan di transfer ke negara asal investor.
3.    Produk perusahaan dalam negeri, kalah bersaing dengan produk PMA
n  Tujuan Pembangunan Sektor Industri :
  1. Memperkokoh struktur ekonomi nasional, dengan keterkaitan yang kuat dan saling mendukung antar sektor.
2.    Meningkatkan daya tahan perekonomian nasional
3.    Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, sekaligus mendorong berkembangnya
4.    kegiatan diberbagai sektor pembangunan lainnya.
5.    Meningkatkan kemampuan bersaing
6.    5 Meningkatkan pangsa pasar dalam & luar negeri.
n  Sasaran Pembangunan Sektor Industri
1.    Tercapainya tingkat pertumbuhan yang tinggi ehingga   sektor industri mampu menjadi penggerak pembangunan ekonomi
2.    Terciptanya struktur industri yg makin kuat dengan di    dukung oleh kemampuan tehnologi tinggi dan pemanfaatan sumberdaya ekonomi yg optimal
3.    Berkembangnya industri kecil dan menengah, termasuk industri-industri dipedesaan, sehingga makin meningkatkan peran masyarakat secara luas.
4.    Meluasnya persebaran lokasi industri di berbagai daerah.
n  Kebijakan Sektor Industri
1.    Pembangunan industri yang berorientasi pada pasar internasional.
2.    Pembangunan industri dengan mempercepat penguasaan tehnologi dalam rangka memantapkan basis industrialisasi guna menghasilkan produk-produk unggulan
Pembangunan industri yg mengutamakan tercapainya pertumbuhan dan pemerataan, dengan memberian prioritas pada industri yg mampu meningkatkan peran masyarakat luas.